Salah seorang anak yang menjadi korban penembakan brutal di Sp. KKA, 3 Mei 1999.
Berawal dari konvoi membawa bendera Aceh Merdeka, hingga seorang remaja Ahmadi (18 tahun) harus meregang nyawa terkena peluru tepat di depan Markas Polisi Resor Aceh Utara
Tgk Abdurrahman, salah seorang korban tragedi paling memilukan dan merupakan peristiwa paling berdarah setelah Aceh bebas dari sebutan mengerikan, "DOM". Hal itu diungkapkan Tgk Abdurrahman dalam acara silaturahmi dengan Gubernur Aceh
Syamsuddin Mahmud dengan tokoh masyarakat Idi Cut, yang dipusatkan di Masjid Baitul Muttaqin, Darul Aman, Aceh Timur.
Menteri Sosial Prof. Dr. Justika Baharsjah memastikan, Departemennya akan memberikan santunan kepada janda-janda tua korban Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh yang sudah tidak mungkin lagi bisa mencari nafkah sendiri. Sedangkan kepada mereka yang masih muda dan kuat bekerja akan diberikan modal untuk usaha.
(BRP) Hasil temuan sementara Tim Pencari Fakta (TPF) setelah melakukan investigasi ulang sampai Senin (5/10) mengumpulkan 1769 kasus akibat DOM yaitu 426 hilang, 320 meninggal mengakibatkan 1726 anak menjadi yatim.
Menurut Wakil Ketua TPF M Yusuf Ismail Pase SH, didampingi kordinator investigasi Toim B, TS Sani Senin (5/10) di Posko TPF, kasus penyiksaan 938 hingga membuat 11 orang diantaranya mengalami cacat seumur hidup. Hal yang sama juga dialami oleh 7 wanita yang mengalami trauma berkepanjangan akibat pemerkosaan yang dilakukan oknum ABRI.
(BRP) Duta Besar Inggris untuk indonesia, Robin Christopher menilai apa yang telah terjadi di Aceh sepanjang kurun waktu 1989-1998, adalah kejadian penting yang melukai substansi hak asasi manusia (HAM) dan perlu proses penyembuhan yang lama. Karenanya, harus ada sikap serius dari Pemerintah Habibie untuk menanganinya, termasuk menegakkan hukum dan keadilan, agar peristiwa serupa tak terulang,
ungkapnya, Kamis (1/10).
(BRP) Salah seorang korban, M Abbas Saleh (64), warga Desa Sarah Panyang Kecamatan Bandar
Baru, Pidie, yang diculik April 1998 lalu, diduga sudah dibunuh dan dikubur di kawasan Blang
Keudah Kecamatan Tiro Truseb.
Saat penguburan, oknum keamanan, kepada warga
menyatakan yang ditanam itu adalah mayat orang gila, karena ditemukan dalam keadaan
telanjang.
Sekretaris Komite Solidaritas Hak Asasi Manusia (HAM) Daerah Istimewa Aceh (Koshamda)
Dr Hasballah M Saad MS menyatakan, Pemerintah Arab Saudi telah menyatakan sikapnya
memberi perhatian serius di bidang pendidikan terhadap yatim korban pelanggaran HAM
selama berlangsungnya Operasi Militer di Aceh sejak 1989.
"Bukan saja memberikan bantuan berupa beasiswa, tapi bahkan jika perlu akan menyekolahkan
para yatim tersebut ke Arab Saudi," ujar Hasballah dalam Forum Konsolidasi Nurani FP HAM.
Dalam suatu diskusi terbatas belum lama ini, seorang pembicara
muda menyatakan dia tak berhasil menemukan penjelasan
rasional yang mendasari pembunuhan masal warga sipil oleh
ABRI di Aceh. Karena itu ia curiga penjelasannya harus dicari
dari sentimen terhadap suku Aceh. Kesimpulan seperti
itu amattidak meyakinkan, tapi justru dapat memberi pembenaran bagi
separatisme
Setelah kerusuhan itu baru jelas terlihat berbagai katagori korban- korban
yang jatuh dan menarik perhataian publik. Misalnya kalau mau menyebut
sasaran kerusuhan itu adalah pelampiasan dendam massa terhadap WNI
turunan Cina, namun tidak sedikit toko Cina yang selamat dan hanya
mengalami lemparan batu memecahkan jendela atau dinding, tapi tak
mengalami kerusakan atau penjarahan habis. Mengapa saya menjadi korban paling parah ?
Tanya seorang pedagang yang bergerak dalam bidang perbengkelan dan dagang spare part mobil.
Hasil investigasi Tim Pencari Fakta (TPF) Aceh Utara yang turun menyisir
pedesaan di daerah tingkat II itu, sampai Kamis (17/9), berhasil mendata
sementara para korban DOM mencapai 115 orang tewas dibunuh dan 243
orang disiksa.
"Untuk mendapat keuntungan itu orang-orang ini menciptakan suasana yang tidak
aman dan tentram di Aceh. Mereka menginginkan masalah itu berjalan terus.
Makanya itu harus dituntaskan agar tidak terjadi lagi," ujar Sjamaun Gaharu,
Mantan Pangdam-I/Iskandar Muda.
Kontras (komisi anti kekerasan) sedang menjajaki pembentukan
Tim Pengusut Independen (TPI) Kasus Aceh, kata Zulfikar MS, koordinator
Badan Penasihat Kontras Perwakilan Lhokseumawe kepada Serambi,
kemarin. Penjajakan tersebut, kata Zulfikar, dilakukan bersama dengan
lembaga-lembaga swadaya masyarakat lainnya, lembaga dan aktifis
mahasiswa, ulama, tokoh-tokoh masyarakat, serta dengan forum-forum
yang menaruh kepedulian serius terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM di
Aceh.
Hagamal SE (33), lelaki asal Banda Aceh yang ditemukan masyarakat di
dekat WC terminal kota Idi, Aceh Timur, Rabu (2/9) malam, dalam
keadaan linglung, diduga kuat dibuang seorang "cuak"
(tenaga pembantu operasi/TPO). Saksi mata melihat, korban "diturunkan"
dari sebuah mobil sedan yang dikemudikan seorang pria.
Menurut keterangan yang dihimpun dalam dua hari terakhir, cuak
yang membuang Hagamal di terminal Idi pada pukul 23.00 Wib itu,
disebut-sebut berinisial "W". Ia naik mobil sedan dengan menggunakan
nomor polisi plat BK. Beberapa saksi mata mengenal pria tersebut sebagai
"cuak" dan berdomisili di wilayah Idi.
Harmoko menjelaskan itu dalam pertemuan dengan masyarakat Indonesia
di Belanda. Dalam acara di aula KBRI Den Haag, Belanda, Harmoko
menjelaskan, saat TPF DPR-RI yang diketuai Hari Sabarno diterjunkan ke
Aceh, banyak masyarakat memberikan masukan yang benar. "Dan apa
yang didapat adalah fakta terjadinya tindakan pelanggaran HAM," kata
Harmoko.
Realisasi penarikan seluruh pasukan Non-Organik dari Wilayah Aceh seperti
dijanjikan pimpinan ABRI, telah dilaksanakan pada ini, Kamis 10 September 1998
dan dipusatkan di Lhokseumawe. Dengan demikian mulai hari ini, Aceh bebas dari
"pasukan jaring merah " yang telah cukup banyak menoreh luka dalam hati masyarakt Aceh, dan
entah kapan luka itu akan sembuh. Atau akan terus menganga dan bernanah ?. Semoga juga tidak.
Sebanyak tiga SSK (satuan setingkat kompi)atau sekitar 300 prajurit yang
merupakan sisa pasukan non-organik yang masih ada di Aceh, ditarik untuk
dikembalikan ke kesatuan masing-masing.
"Kalau tidak tahu persoalannya, dia lebih baik diam dan
bukan mengeluarkan pernyataanyang dapat melukai
perasaan masyarakat Aceh," kata tokoh masyarakat Aceh,
H Teuku Djohan kepada ANTARA di Banda Aceh.
Palang Merah Internasional (ICRC) akan segera menyalurkan sejumlah dana untuk membantu warga
masyarakat Kabupaten Aceh Utara yang menjadi janda dan anak yatim korban operasi militer (DOM) di daerah itu.
"Untuk tahap pertama ICRC akan memberi bantuan kepada 200 korban, dan
bantuan itu akan disalurkan bersama Palang Merah Indonesia (PMI)," kata Ketua PMI
Cabang Aceh Utara, Drs.Rasidin Aba Aminy kepada pers di Lhokseumawe Sabtu (5/9).
Para aktifis Senat Mahasiwa Unsyiah sependapat dengan pernyataan Ketua DPRD Aceh
HT Djohan. Mereka meminta kepada Danrem 011/Lila Wangsa untuk mengusut dalang kerusuhan yang
mengerahkan massa saat upacara pelepasan pasukan non organik di lapangan
Sudirman Lhokseumawe.
Tuntutan itu disampaikan sejumlah pengurus senat fakultas dan senat
mahasiswa Unsyiah ketika melakukan "mimbar bebas" di halaman RKU-I
Unsyiah Jumat (4/9).
Akibat kerusuhan yang semakin parah yang terjadi pada hari Selasa (01/09) dan masih bertambah menjalr ke Kecamatan-Kecamatan pada hari Rabu (02/09)
akhirnya Menhankam/Pangab Jenderal TNI Wiranto menyesalkan
memutuskan untuk menangguhkan
untuk sementara penarikan pasukan dari wilayah Lhokseumawe & sekitarnya sampai keadaan
dianggap aman??.
Dan menurut tanggapan Ketua DPD Golkar Aceh, Mayjen (Purn) H. Teuku Djohan dan
Ketua DPD PPP Cabang Aceh Utara, Tgk. H.Saifuddin Ilyas mensinyalir kerusuhan massa di
Lhokseumawe adalah sebuah hasil rekayasa ''aktor intelektual'' semata.
Jika Anda Ingin Menggunakan Berbagi Web Gratis, Seperti Email, Post Card,
Fax, Dll Silahkan Coba Disini.
(Meunyo Drouneuh Na Niet Neu Cuba Fasilitas Internet Yang Hana Bayeu,
Lagei Email, Post Card, Fax, Dll Ci Neucuba Hino)
Web Gratis: Mangat Ta Cuba Karena Pree
Index - Berita
Dialog "Anak Yatim" & Ibunya
Selembar "Surat Cinta" Untuk Ibrahim Hasan
Setelah ditelanjangi di depan umum, dia dihabisi di depan ibu dan tetangga tetangganya
sekampung.
Tengah malam sekitar pukul 20.00 WIB saya direndam di sungai tanpa baju
selembar pun. Dinginnya minta ampun, apalagi seharian belum diberi makan dan banyak luka di tubuh.
Hari pertama, selain disiksa, dipukul, saya pun disetrum pada sekujur
badan. Tidak hanya itu, mereka juga menjulurkan aliran listrik itu pada kemaluan saya, betapa sakitnya!!.
Sejumlah Bukti Rekayasa Kerusuhan Lhokseumawe ditunjukkan oleh
Kordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan
(Kontras) Munir SH pada hari Senin kemarin. Ia mengatakan bahwa pihaknya memiliki sejumlah
"bukti keterlibatan oknum ABRI." sebagai penggerak aksi kerusuhan
yang terjadi beberapa hari yang lalu.
Belum lagi penyidikan dan penuntasan masalah pasca pencabutan DOM dilakukan, kini
masyarakat Lhokseumawe telah ada yang "tewas."
Hal ini terjadi setelah berlangsungnya kerusuhan yang memasuki hari ketiga
hingga hari Rabu (02/09/'98)ini.
Sebagian besar warga masyarakat Aceh yang dikategorikan hilang setelah
"jemput paksa"orang tak
dikenal sebagai ekses Daerah Operasi Militer (DOM) sejak
tahun 1989 sampai Agustus 1998, hingga kini dilaporkan
belum diketahui nasibnya.(29/08/'98).
Tim Komnas HAM kembali menemukan 12 mayat
korban pembantaian yang diduga dilakukan oleh oknum ABRI di kawasan
"lubang neraka" Ujung Salam Desa
Bukit Sentang, Lhoksukon, Aceh Utara
Sabtu (22/08/'98). Ribuan masyarakat Aceh di Sumatera Utara melaksanakan sujud syukur kepada Allah SWT, atas dihapusnya DOM (Daerah Operasi Militer) di Aceh
Polem Jamee Loën Sejak Tanggai 28 Buleun Limeung Thon 1998
|