Hagamal Dibuang Seorang "Cuak"

(BRP)Hagamal SE (33), lelaki asal Banda Aceh yang ditemukan masyarakat di dekat WC terminal kota Idi, Aceh Timur, Rabu (2/9) malam, dalam keadaan linglung, diduga kuat dibuang seorang "cuak" (tenaga pembantu operasi/TPO). Saksi mata melihat, korban "diturunkan" dari sebuah mobil sedan yang dikemudikan seorang pria.

Menurut keterangan yang dihimpun Serambi dalam dua hari terakhir, cuak yang membuang Hagamal di terminal Idi pada pukul 23.00 Wib itu, disebut-sebut berinisial "W". Ia naik mobil sedan dengan menggunakan nomor polisi plat BK. Beberapa saksi mata mengenal pria tersebut sebagai "cuak" dan berdomisili di wilayah Idi.

Setelah melihat adegan "pembuangan" itu, sejumlah warga menghubungi pihak perwakilan Kontras Aceh Timur untuk menyelamatkan jiwa korban. Ketika ditemukan, "orang buangan" yang belakangan diketahui bernama lengkap Hagamal SE itu, hanya mengenakan celana Lee, tanpa pakai baju dan sandal, rambut tercukur dan tidak punya kartu identitas apapun. Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Aceh, Pos Daerah Aceh Timur, Ir Iskandar Fauzi, dalam keterangan kepada Serambi sebelumnya mengatakan, pada saat ditemukan, keadaan korban sangat memprihatinkan. Ia nampak bingung dan tidak bisa diwawancarai. Iskandar juga mengaku mendapat informasi dari saksi mata, bahwa orang yang membuang Hagamal disebut-sebut seorang "cuak".

Setelah diberikan makan, minum dan dirawat di Puskesmas, korban pada dinihari sekitar pukul 02.00 Wib, Kamis (3/9), sempat memberitahukan sebuah alamat dan nomor telepon keluarganya di Banda Aceh, kemudian ia pingsan. Dari alamat itulah, identitas korban diketahui Kontras secara lengkap. Diperkirakan, korban mendapat penganiayaan berat selama berada di tangan penculiknya.

Menurut keterangan kakak korban, Hafwan Yusuf kepada Kontras, Hagamal bekerja di sebuah perusahaan kontraktor di Lhokseumawe. Ia hilang sejak Senin (31/8) sekitar pukul 17.00 Wib, setelah pulang dari kantornya. Pada hari itu, terjadi kerusuhan besar di kota Lhokseumawe, setelah penarikan pasukan non-organik tahap kedua.

Diperkirakan, pada sore itu, korban diculik dan baru dibebaskan setelah hari ketiga, (2/9), dengan cara dibuang ke Idi melalui jasa seorang cuak. Setelah mengetahui duduk permasalahnnya, pihak keluarga korban di Lhokseumawe, kemudian menjemput Hagamal di Idi pada dinihari tersebut. Kamis (3/9), sekitar pukul 08.00 Wib, korban dibawa abangnya, Hafiz, ke Banda Aceh untuk mendapatkan perawatan.