Kontras Tunjukkan Bukti Rekayasa Kerusuhan Lhokseumawe

JAKARTA (BRP) Kordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Munir SH mengatakan, pihaknya memiliki sejumlah bukti keterlibatan oknum ABRI sebagai penggerak aksi kerusuhan di Lhokseumawe.

''Kami sudah tahu dan mempunyai daftar nama aparat militer yang terlibat, lengkap dengan pangkat dan nomor registrasi prajurit (NRP)-nya. Tunggu saja rincian pengumumannya besok'' kata Munir di kantor YLBHI Jakarta, kemarin, [7/9].

Dari temuan Kontras Banda Aceh, katanya, kenyataan adanya rekayasa tampak sangat kuat. ''Jadi jelas kerusuhan sudah di setting terlebih dulu.= Kerusuhan juga dapat dipakai sebagai indikasi bahwa di dalam militer masih terdapat perbedaan faham mengenai perlu dan tidaknya status daerah operasi militer di Aceh dihapus,'' kata Munir.

Kontras, kata Munir, punya tujuh bukti atau indikasi adanya rekayasa itu. Pertama, adanya upaya pengerahan massa secara besar-besaran untuk menghadiri upacara penarikan pasukan dari Aceh. Padahal, antara jumlah undangan dan kapasitas tempat upacara tidak seimbang. Massa dibiarkan bergitu saja berbaur dengan tentara yang akan meninggalkan Tanah Rencong.

Kedua, upaya pengerahan massa ternyata tidak diimbangi pengamanan ketat. Ketiga, beberapa orang tak dikenal warga Lhokseumawe tiba-tiba nyelonong mendekati Kopassus yang tengah menaiki bis. ''Mereka memaki-maki, dan berteriak 'Hidup Aceh Merdeka'. Kenyataan ini janggal sekali,'' ujar Munir.

Indikasi kelima, muncul truk-truk berisi orang tak dikenal. Kontras Banda Aceh menemukan bukti, orang-orang ini sengaja digerakkan anggota Koramil= Syamtalira Bayu.

''Untuk yang ini, kami punya bukti kuat. Kami tahu persis siapa yang 'mengipas' kerusuhan,'' kata Munir. ''Lebih unik lagi, ketika patroli polisi memergoki truk, oknum ABRI itu segera melompat dari truk dan lari lintang-pukang.''

Petunjuk keenam dan ketujuh, lanjut Munir, adalah munculnya pasukan= pengendali huru-hara yang sama sekali asing bagi orang Lhokseumawe. Juga terjadi enam titik kerusuhan pada saat bersamaan.

Menurut Munir, pihaknya sudah memberitahu Koramil dan Korem setempat. ''Tapi mereka tampak bersikap tak acuh,'' katanya.

MDNM¯Sementara itu Kepala Staf Umum (Kasum) ABRI Letjen TNI Fachrul Razi mengatakan penarikan pasukan nonorganik dari Aceh tergantung kesiapan masyarakat setempat. ''Kepada Pangdam Bukit Barisan, saya mintakan dalam dua hari ini menanyakan ke ulama dan tokoh masyarakat Aceh. Kalau mereka mengatakan situasi bisa terjaga maka langsung kita tarik pasukan nonorganik dari sana,'' ujar Fachrul menjawab pertanyaan wartawan seusai mengikuti rapat staf Mabes ABRI di Jakarta, kemarin.

Jadi, menurut Fachrul, penarikan pasukan bisa dilakukan hari ini, besok atau lusa. ''Tergantung bagaimana bapak-bapak di sana mengatakan,'' tuturnya.

Di DPR, Tim Pencari Fakta (TPF) DPR-RI untuk Aceh mengusulkan agar ABRI menghidupkan kembali Kodam I/Iskandar Muda, dan Presiden BJ Habibie segera mengunjungi Serambi Mekkah untuk mengadakan silaturahmi dengan kalangan ulama dan tokoh masyarakat setempat.

Dalam rekomendasi yang dibacakan anggota TPF-Aceh Prof Dr E Syaifullah pada rapat paripurna, Senin, tim juga mengusulkan perlunya dibicarakan UU Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, dan perlunya otonomi seluas-luasnya bagi Aceh.

TPF juga minta pemerintah merehabilitasi, memberikan amnesti, abolisi dan grasi terhadap para tapol dan napol korban DOM serta memperjelas status Aceh sebagai daerah istimewa.

Usulan lainnya, untuk membuka isolasi Aceh dari daerah lain perlu dibuka kembali jalur kereta api Banda Aceh-Medan, dan mengoptimalkan pelabuhan- pelabuhan.

Namun penghubung daerah (Hubda) Aceh dari FKP menolak usulan penghidupan kembali Kodam Iskandar Muda. Bahkan, menurut anggota Hubda FKP Suriansyah, kalau perlu Korem 011 Lilawangsa dan 012 Teuku Umar dilebur. Alasannya, perlu pengurangan sebanyak mungkin keterlibatan tentara di Aceh untuk menyembuhkan trauma masyarakat atas tragedi di wilayahnya.

Situasi yang masih panas menyebabkan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Dr Amien Rais menunda keunjungannya ke Aceh. Ketua PW Muhammadiyah Aceh, Imam Syuja' kepada Antara di Banda Aceh, Senin, menjelaskan tertundanya= kedatangan Amien tersebut karena belum ada jaminan pihak keamanan.

''Berdasarkan prediksi pihak keamanan dikhawatirkan kedatangan Pak Amien dimanfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab. Di pihak lain, intern Muhammadiyah sendiri tidak memiliki kekuatan untuk menjamin keamanan Pak Amien,'' katanya.

Sementara salah satu gedung Kampus Universitas Muhammadiyah Banda Aceh terbakar Ahad dinihari diduga kuat akibat ulah pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, Imam Syuja' yang dipercaya oleh Amien Rais untuk menggagas pembentukan cabang PAN di Aceh, memutuskan menunda kedatangan tokoh reformasi itu untuk waktu yang belum bisa dipastikan.

Menurut Imam Syuja', salah satu gedung Kampus Universitas Muhammadiyah yang terbakar itu rencananya akan dijadikan tempat ceramah ilmiah oleh Ketua Majelis Hikmah Muhammadiyah pada Ahad sekitar pukul 01:00 WIB. ''Kami menduga gedung itu sengaja dibakar karena kobaran api tampak mengelilingi gedung yang bergerak dari bawah ke atas, sehingga diduga kuat sebelumnya disebar bensin di sekitar itu,'' katanya.